TIMES SRAGEN, JAKARTA – Serangkaian serangan roket dari Lebanon menghantam daerah dekat Metula, kota paling utara Israel yang berbatasan dengan Lebanon, pada hari Kamis dan menewaskan tujuh orang, empat di antaranya pekerja warga negara Thailand.
Serangan tersebut menandai serangan paling mematikan yang menghantam Israel sejak militernya menginvasi Lebanon selatan, awal Oktober lalu.
Militer Israel memperingatkan warga agar mengungsi dari lebih banyak wilayah di selatan dan timur Lebanon. Militer Israel sebelumnya juga melancarkan serangan udara yang menewaskan sedikitnya 24 orang.
Menurut perkiraan pemerintah, sekitar 1,2 juta orang telah mengungsi sejak eskalasi Israel.
Perkembangan ini terjadi saat mediator internasional meningkatkan upayanya untuk menghentikan perang di Lebanon dan Jalur Gaza dengan menyodorkan proposal baru untuk mengakhiri konflik regional.
Kementerian Kesehatan Lebanon mengatakan, lebih dari 2.800 orang meninggal dunia dan 13.000 orang terluka sejak 8 Oktober 2023, ketika Hizbullah mulai menembakkan roket ke Israel, yang kemudian memicu pembalasan.
Sementara menurut laporan pejabat Palestina, jumlah korban meninggal dunia akibat perang Israel-Hamas di Gaza selama lebih dari setahun telah melebihi 43.000 orang tanpa membedakan antara warga sipil dan kombatan.
Perang tersebut dimulai setelah militan Hamas menyerbu Israel pada 7 Oktober 2023, menewaskan sekitar 1.200 orang sebagian besar warga sipil dan menculik 250 lainnya.
Evakuasi warga Thailand
Kementerian Tenaga Kerja Thailand akan memfasilitasi evakuasi warganya di perbatasan Israel-Lebanon
Menteri Luar Negeri Thailand, Maris Sangiampongsa juga memposting di platform media sosial X pada hari Jumat soal kematian warganya itu.
"Saya menginstruksikan kedutaan besar kami di Tel Aviv tadi malam untuk memberikan semua bantuan yang mungkin kepada para korban luka dan keluarga korban tewas, serta menyampaikan belasungkawa sedalam-dalamnya kepada mereka atas kehilangan yang sangat besar," tulis Maris dalam postingan tersebut.
Menanggapi insiden tersebut, Menteri Tenaga Kerja Thailand. Phipat Ratchakitprakarn mengatakan pada hari Jumat, bahwa ia telah menginstruksikan sekretaris tetap kementerian, Boonsong Thapchaiyuth untuk berkoordinasi dengan atase ketenagakerjaan di Tel Aviv guna memfasilitasi evakuasi semua pekerja Thailand dari Israel utara ke daerah yang lebih aman di selatan.
Phiphat mengatakan, ia juga memerintahkan pejabat ketenagakerjaan untuk mengunjungi keluarga korban guna memberikan bantuan dan kompensasi.
Menurut laporan, dua roket menghantam tanah terbuka dekat Metula, yang mengakibatkan tujuh orang tewas. Di antara korban, satu orang adalah petani Israel dan empat orang adalah pekerja Thailand.
Bulan lalu, seorang pekerja Thailand juga ditemukan tewas, dan seorang lainnya menderita gegar otak parah setelah roket anti-tank ditembakkan di Perkebunan Pertanian Kibbutz Yir'on di Israel utara.
Serangan Hamas 7 Oktober 2023 ke wilayah Israel juga menyebabkan 41 warga Thailand termasuk di antara 1.200 orang yang tewas.
Tiga puluh warga negara Thailand juga diculik selama serangan pada 7 Oktober 2023 itu dan enam orang diyakini masih disandera sampai sekarang.
Sebelum konflik terjadi, sekitar 30.000 warga negara Thailand bekerja di Israel, sebagian besar di sektor pertanian, yang merupakan salah satu kelompok pekerja migran terbesar di Israel. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Empat Pekerja Thailand di Israel Jadi Korban Tewas Serangan Dari Lebanon
Pewarta | : Widodo Irianto |
Editor | : Imadudin Muhammad |