TIMES SRAGEN, MAKKAH – Menjelang puncak ibadah haji 2025, suhu di Makkah dalam dua hari terakhir tercatat di atas 35 derajat Celsius dan diperkirakan akan terus meningkat seiring mendekatnya musim panas pada Juni 2025. Terkait ini, Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi mengimbau jemaah Indonesia untuk menjaga kesehatan di tengah cuaca ekstrem dan kepadatan jemaah yang meningkat.
Laporan reporter TIMES Indonesia, Dewi Soraya Rachmah dari Makkah, suhu pada Selasa (27/5/2025) siang hari ini mencapai 35 derajat. Dalam laporannya, suhu udara yang sangat tinggi di Kota Makkah pada siang hari membuat sebagian besar jemaah haji memilih untuk mengurangi aktivitas luar ruangan dan menetap di hotel hingga sore hari.
"Ketika suhu mulai menurun, mereka baru mulai keluar untuk menjalankan ibadah," ucapnya.
Fenomena ini juga berdampak pada pola pelaksanaan ibadah umrah. Mayoritas jemaah lebih memilih melakukan umrah pada malam hari, terutama setelah salat Isya, saat cuaca terasa lebih sejuk dan nyaman.
Namun, tingginya jumlah jemaah yang memiliki kecenderungan serupa membuat kawasan Masjidil Haram justru menjadi sangat padat pada malam hari.
"Kepadatan ini menjadi tantangan tersendiri, terutama bagi jemaah lansia atau mereka yang memiliki keterbatasan fisik," ucapnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Kesehatan PPIH Arab Saudi, dr. M. Imran, menyampaikan situasi kepadatan dan suhu yang tinggi berpotensi menimbulkan kelelahan, dehidrasi, hingga memperparah kondisi kesehatan jemaah, terutama bagi mereka yang memiliki penyakit penyerta seperti hipertensi, diabetes, atau gangguan pernapasan.
Untuk mencegah risiko kesehatan yang lebih berat, Imran memberikan sejumlah imbauan kepada jemaah, khususnya yang lansia atau memiliki penyakit bawaan:
-
Istirahat setelah tiba di Makkah sebelum melaksanakan umrah wajib.
-
Hindari keluar hotel pada siang hari antara pukul 10.00–16.00 WAS.
-
Perbanyak minum air, terutama air zamzam. Jangan menunggu haus; idealnya minum 200 cc setiap satu jam saat beraktivitas di luar.
-
Gunakan masker bagi jemaah yang mengalami batuk atau flu untuk mencegah penularan.
-
Bagi jemaah dengan penyakit kronis, hindari aktivitas berat seperti umrah sunah, dan fokuslah pada ibadah ringan seperti zikir, tadarus, dan sedekah dari hotel.
Ia juga menyarankan agar lansia dan jemaah disabilitas menggunakan kursi roda saat tawaf dan sa’i, serta senantiasa didampingi oleh jemaah yang lebih sehat atau lebih muda. “Jangan ragu berkonsultasi dengan dokter kloter minimal seminggu sekali. Minum obat secara teratur dan segera sampaikan bila ada keluhan,” pesan Imran.
Ia menegaskan bahwa Kementerian Agama dan Kementerian Kesehatan terus berupaya memberikan pelayanan terbaik agar jemaah dapat menjalankan ibadah haji dengan aman, nyaman, dan sehat. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Cuaca Panas di Makkah, Jemaah Pilih Laksanakan Umrah di Malam Hari
Pewarta | : Antara |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |