TIMES SRAGEN, MADIUN – Layanan medis RS Santa Clara Madiun dikeluhkan keluarga pasien bayi baru lahir (neonatus). Keluarga pasien mempertanyakan keselamatan dan tanggung jawab etik rumah sakit terhadap bayi baru lahir, serta meminta klarifikasi secara tertulis oleh orang tua bayi berjenis kelamin perempuan tersebut secara tertulis.
Berdasar kronologis dalam surat aduan tersebut, diketahui bayi RAS yang lahir awal Mei 2025 di RS Santa Clara dipulangkan tanpa pemeriksaan langsung oleh dokter yang seharusnya menjadi standar minimum untuk pasien bayi baru lahir.
"Pemulangan dilakukan setelah pemeriksaan oleh bidan dan persetujuan dokter hanya melalui pesan WhatsApp. Tidak ada kunjungan atau pemeriksaan fisik langsung oleh dokter spesialis anak sebelum dipulangkan," ungkap Reno BS ayah bayi RAS, Jumat (13/6/2025).
Setelah dipulangkan, bayi RAS mengalami gejala kuning. Saat kontrol dua hari kemudian di RS Santa Clara, dokter menyatakan tidak ada faktor risiko dan tidak melihat tanda kuning. Khawatir dengan kondisi bayinya, Reno memeriksakan bayinya ke rumah sakit lain.
"Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan kadar bilirubin cukup tinggi dan kondisi kuning berkepanjangan," ungkap warga Jl Kampar Kota Madiun itu.
Menurut Reno, selama rawat inap setelah lahir dan kontrol awal di RS Santa Clara tidak pernah dilakukan pemeriksaan laboratorium bilirubin. Anjuran kontrol hanya dilakukan dalam jangka waktu cukup panjang, tanpa adanya saran atau prosedur kewaspadaan dini terhadap hiperbilirubinemia.
“Kami sebagai orangtua percaya pada sistem rumah sakit, tetapi justru dikecewakan oleh minimnya kehati-hatian. Apalagi ini menyangkut nyawa dan masa depan bayi kami,” ujarnya.
Reno mengungkapkan pihak RS Santa Clara sudah memberikan klarifikasi tertulis pada 12 Juni 2025. Namun jawaban tersebut dinilai tidak menjawab substansi masalah dan lebih terkesan sebagai pembelaan administratif daripada refleksi tanggung jawab profesional.
“Yang paling menyakitkan, dalam surat resmi sepanjang tiga halaman itu tak ada sepatah kata maaf. Tidak ada empati. Seolah kami hanya statistik, bukan orangtua dari anak yang nyaris terlambat tertolong,” ujar Reno dengan nada kecewa.
Klarifikasi Pihak Rumah Sakit
Saat dikonfirmasi, pihak RS Santa Clara membenarkan telah menjawab surat permohonan klarifikasi dari pihak keluarga pasien bayi RAS. Surat jawaban tertulis tersebut diberikan setelah ada klarifikasi tatap muka antara manajemen RS dengan Reno ayah bayi RAS.
"Surat dari bapak Reno adalah permohonan klarifikasi bukan komplain. Sudah ada pertemuan klarifikasi dan berita acara. Karena bapak Reno minta klarifikasi tertulis maka kami berikan secara tertulis," jelas Ferri Kristiawan staf sekretariat RS Santa Clara.
Namun Ferri menolak membeberkan isi surat dan klarifikasi dari pihak RS. Dengan alasan, kewenangan menjawab mewakili manajemen adalah direktur RS. Namun pihaknya tidak keberatan jika surat jawaban klarifikasi kepada keluarga pasien dikutip. "Kami tidak diberi kewenangan (memberi konfirmasi). Jika ingin bertemu direktur mohon bersurat terlebih dahulu," katanya.
Mengutip isi surat berperihal klarifikasi tertanggal 12 Juni 2025, pihak RS Santa Clara menyatakan surat dari keluarga pasien diterima pada 4 Juni 2025. Kemudian direktur melakukan evaluasi internal kepada petugas dan dokter. Serta evaluasi internal bersama direksi dan yayasan.
Selanjutnya dilakukan klarifikasi melalui forum pertemuan pada 10 Juni 2025. Disusul klarifikasi tertulis sesuai permintaan dari pihak keluarga. Isi dari klarifikasi dari RS Santa Clara menyatakan kondisi pasien bayi RAS keadaan umum baik, menetek, menangis keras, akral hangat, sudah BAB dan BAK dan diadviskan kontrol 2 hari kemudian.
Saat kontrol pada hari ketiga dilakukan pemeriksaan fisik oleh dokter spesialis anak dengan hasil pemeriksaan tidak dijumpai faktor risiko. Antara lain tidak melihat adanya kuning, golongan darah ibu bukan O, bayi sudah skrining tyroid dengan hasil normal, BB naik, netek bagus, BAB tidak pucat, suhu normal.
Hasil pemeriksaan fisik tersebut menjadi alasan mengapa tidak dilakukan pemeriksaan bilirubin. Apabila ada gejala lain pasien dapat kontrol kembali kapanpun. Rentang waktu antara 6 Mei 2025-2 Juni 2025 (sekitar 27 hari) banyak kemungkinan bisa terjadi di luar pemantauan dokter yang menangani.
Ferri mengungkapkan, atas jawaban klarifikasi yang diberikan RS Santa Clara pihak keluarga mengirimkan surat tanggapan lagi. Atas surat yang dikirimkan pihak keluarga pasien neonatus, manajemen RS sedang mempersiapkan jawaban. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Pasien Bayi Dipulangkan Tanpa Pemeriksaan, Keluarga Keluhkan Layanan RS Santa Clara Madiun
Pewarta | : Yupi Apridayani |
Editor | : Ronny Wicaksono |