TIMES SRAGEN, PACITAN – Kasat Reskrim Polres Pacitan AKP Choirul Maskanan mengungkapkan, sepanjang 2025 terdapat delapan laporan kasus pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur yang kini sudah naik ke tahap penyidikan.

“Per hari ini ada delapan kasus pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur,” ujar AKP Choirul Maskanan, Selasa (18/11/2025). 

Ia menegaskan, sebagian besar laporan justru datang dari pihak keluarga korban sendiri.

Menurutnya, pola kasus yang terungkap menunjukkan hubungan kedekatan yang tidak wajar antara pelaku dan korban.

Ia meminta masyarakat, terutama orang tua dan perangkat desa, lebih peka terhadap tanda-tanda kedekatan berlebihan di lingkungan terdekat.

“Orang tua dan perangkat harus ikut memonitor. Terutama hubungan yang terlalu dekat dan mencurigakan, baik ayah kandung dengan anak kandung, kakak dengan adik, orang tua tiri dengan anak tiri, atau sesama anak tiri dengan ayah berbeda,” jelasnya.

Kasat Reskrim menambahkan, sebagian kasus terjadi karena anak hidup berdua dengan orang tua atau keluarga tertentu setelah perceraian. Kondisi tinggal yang hanya berdua ini, jika tidak mendapat pengawasan ketat, berpotensi membuka ruang terjadinya pelecehan.

“Rata-rata pelakunya adalah orang terdekat. Ada yang setelah orang tuanya cerai, anak ikut bapaknya. Karena intensitas kedekatan itu, akhirnya terjadi pelecehan,” tuturnya.

Pihaknya mengimbau masyarakat untuk tidak ragu melapor jika menemukan tanda-tanda kekerasan atau pelecehan seksual. Pengawasan, kata dia, menjadi kunci untuk mencegah anak menjadi korban.

“Kalau ada hal yang mencurigakan, segera laporkan. Jangan menunggu sampai terjadi lagi kasus baru,” tegasnya.

Polres Pacitan memastikan akan menindaklanjuti setiap laporan dengan cepat dan profesional untuk memberikan perlindungan maksimal kepada anak-anak dan Perempuan di wilayahnya. (*)